PENGAMAN BRANKAS DENGAN MAGNETIC REED SWITCH DAN TOUCH SENSOR
a.
Memahami
karakteristik sensor magnet (Reed Switch) dan touch sensor
b.
Membuat rangkaian
dari sensor magnet (Reed Switch) dan touch sensor
c.
Memahami
prinsip kerja sensor magnet dan touch sensor
Alat:
a.
Voltmeter
Voltmeter adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur tegangan listrik dalam sebuah rangkaian.
Bahan:
a.
Sensor
magnet (magnetic reed switch)
Reed Switch adalah sensor yang berfungsi juga sebagai saklar yang aktif atau terhubung apabila di area jangkauan nya terdapat medan magnet.
Spesifikasi:
Konfigurasi pin:
Grafik Respon:
b. Touch sensor (sensor sentuh)
Sensor Sentuh adalah sensor
elektronik yang dapat mendeteksi sentuhan. Sensor Sentuh ini pada dasarnya
beroperasi sebagai sakelar apabila disentuh, seperti sakelar pada lampu, layar
sentuh ponsel dan lain sebagainya. Sensor Sentuh ini dikenal juga sebagai
Sensor Taktil (Tactile Sensor).
Spesifikasi:
c. OPAMP
Operasional Amplifier atau
lebih dikenal dengan Op Amp adalah suatu komponen elektronika analog yang
berfungsi sebagai penguat atau amplifier multiguna. Penguat ini memiliki dua
input yaitu inverting dan non-inverting, serta sebuah terminal output.
d. Resistor
Resistor merupakan komponen elektronika pasif yang berfungsi untuk membatasi arus yang mengalir pada suatu rangkaian dan berfungsi sebagai terminal antara dua komponen elektronika. Tegangan pada suatu resistor sebanding dengan arus yang melewatinya.
Spesifikasi:
e. Relay
Relay adalah salah satu komponen elektronika yang berfungsi untuk menyambung dan memutuskan arus listrik dalam sebuah rangkaian. Karena fungsi relay tersebut, itulah mengapa komponen yang satu ini juga disebut sebagai saklar.
Spesifikasi Relay umumnya adalah
tegangan input 5 VDC, 12 VDC atau 48 VDC. Untuk common dan NO NC umumnya 220
vac dengan arus kerja 10 A.
Konfigurasi pin:
Spesifikasi:
f.
Transistor
NPN (2N2369)
Transistor merupakan alat
semikonduktor yang dapat digunakan sebagai penguat sinyal, pemutus atau
penyambung sinyal (switching), stabilisasi tegangan, dan fungsi lainnya. Transistor memiliki 3 kaki elektroda, yaitu basis, kolektor, dan emitor. Pada rangkaian kali ini digunakan transistor 2SC1162 bertipe NPN.
Konfigurasi pin:
Spesifikasi:
g.
Baterai
Baterai merupakan sebuah alat yang mengubah
energi kimia yangtersimpan menjadi energi
listrik. Pada percobaan kali ini, baterai berfungsi sebagai sumber daya.
h. Ground
Ground adalah titik
kembalinya arus searah atau titik kembalinya sinyal bolak balik atau
titik patokan dari berbagai titik tegangan dan sinyal listrik dalam rangkaian
elektronika.
Komponen output:
a. Buzzer
Buzzer adalah sebuah
komponen elektronika yang dapat mengubah sinyal listrik menjadi getaran suara.
Buzzer ini biasa dipakai pada sistem alarm, juga bisa digunakan sebagai
indikasi suara. Buzzer adalah komponen elektronika yang tergolong tranduser.
Sederhananya buzzer mempunyai 2 buah kaki yaitu positive dan negative.
b. LED
LED merupakan sebuah
komponen elektromagnetik yang dapat memancarkan cahaya monokromatik melalui
tegangan maju. LED terbuat dari bahan semikonduktor yang merupakan keluarga dioda.
LED dapat memancarkan berbagai warna, tergantung dari bahan semikonduktor yang
digunakan.
k. Lampu
Lampu adalah suatu perangkat yang dapat menghasilkan cahaya saat dialiri arus listrik.
Spesifikasi:
a. Sensor magnet
Sensor magnet adalah sensor
yang mudah terpengaruh dan peka terhadap medan magnet kemudian memberikan
perubahan kondisi output. Prinsip kerja Sensor magnet yaitu akan aktif ketika
konduktor mempengaruhi medan magnet, sehingga magnet tersebut tertolak atau tertarik
sesuai dengan pengaruh konduktor yang diberikan.
Sensor Magnet atau disebut juga relai
buluh, adalah alat yang akan terpengaruh medan magnet dan akan memberikan
perubahan kondisi pada keluaran. Seperti layaknya saklar dua kondisi (on/off)
yang digerakkan oleh adanya medan magnet di sekitarnya. Biasanya sensor ini
dikemas dalam bentuk kemasan yang hampa dan bebas dari debu, kelembapan, asap
ataupun uap.
Sensor Magnet akan terpengaruh medan magnet
dan akan memberikan perubahan kondisi pada keluaran. Seperti layaknya saklar
dua kondisi (on/off) yang digerakkan oleh adanya medan magnet di sekitarnya.
Biasanya sensor ini dikemas dalam bentuk kemasan yang hampa dan bebas dari
debu, kelembapan, asap ataupun uap.
Sebuah sensor medan magnet langsung dapat
merasakan medan magnet dari magnet permanen, elektromagnet, atau arus. Dalam
merasakan kehadiran benda besi, magnet biasing sering digunakan. Magnet biasing
magnetizes feromagnetik obyek seperti gigi gigi, dan sensor mendeteksi medan
magnet gabungan dari magnet obyek dan magnet biasing. Sebuah magnet biasing
ditempelkan ke sensor dalam posisi sedemikian rupa sehingga pengaruh langsung
terhadap sensor minimal. Biasanya magnet biasing adalah dipasang di bagian atas sensor dengan sumbu tegak
lurus magnet dengan sumbu sensitif dari sensor.
Reed switch adalah sensor yang
berfungsi sebagai saklar aktif atau yang terhubung apabila di area jangkauannya
terdapat medan magnet. Medan magnet yang cukup kuat jika melalui area sekitar
reed switch, maka dua buah plat yang saling berdekatan tadi akan terhubung
sehingga akan memberikan rangkaian tertutup bagi rangkaian yang dipasangkannya.
Aplikasi umum dari reed switch adalah sebagai sensor otomotif, sensor keamanan,
robotika, mainan, dan lain-lain.
Prinsip Sensor Magnet :
Sensor Magnet adalah berdasarkan Hukum Faraday dimana apabila sebuah
penghantar memotong suatu medan magnet maka pada kedua ujung penghantar
tersebut akan menimbulkan Gaya Gerak Listrik (GGL)) atau Electromagnetic Force
(Emf). Besaran Emf tersebut adalah tergantung kepada kuat medan magnet
dan kecepatan pemotongan. Apabila Sensor tersebut menerima getaran maka
batang magnet tersebut akan ikut bergetar dan medan magnet tersebut akan
terpotong-potong oleh gulungan kawat sehingga kedua ujung gulungan kawat
tersebut akan menimbulkan tegangan.
b. Touch sensor
Touch
Sensor atau Sensor Sentuh adalah sensor elektronik yang dapat mendeteksi
sentuhan. Sensor Sentuh ini pada dasarnya beroperasi sebagai sakelar apabila
disentuh, seperti sakelar pada lampu, layar sentuh ponsel dan lain sebagainya.
Sensor Sentuh ini dikenal juga sebagai Sensor Taktil (Tactile Sensor). Seiring
dengan perkembangan teknologi, sensor sentuh ini semakin banyak digunakan dan
telah menggeser peranan sakelar mekanik pada perangkat-perangkat elektronik.
Berdasarkan fungsinya, Sensor Sentuh dapat dibedakan menjadi dua jenis utama yaitu Sensor Kapasitif dan Sensor Resistif. Sensor Kapasitif atau Capacitive Sensor bekerja dengan mengukur kapasitansi sedangkan sensor Resistif bekerja dengan mengukur tekanan yang diberikan pada permukaannya.
Sensor Kapasitif
Sensor
sentuh Kapasitif merupakan sensor sentuh yang sangat populer pada saat ini, hal
ini dikarenakan Sensor Kapasitif lebih kuat, tahan lama dan mudah digunakan
serta harga yang relatif lebih murah dari sensor resistif. Ponsel-ponsel pintar
saat ini telah banyak yang menggunakan teknologi ini karena juga menghasilkan
respon yang lebih akurat.
Berbeda
dengan Sensor Resistif yang menggunakan tekanan tertentu untuk merasakan
perubahan pada permukaan layar, Sensor Kapasitif memanfaatkan sifat konduktif
alami pada tubuh manusia untuk mendeteksi perubahan layar sentuhnya. Layar
sentuh sensor kapasitif ini terbuat dari bahan konduktif (biasanya Indium Tin Oxide atau
disingkat dengan ITO) yang dilapisi oleh kaca tipis dan hanya bisa disentuh
oleh jari manusia atau stylus khusus ataupun sarung khusus yang memiliki sifat
konduktif.
Pada saat jari menyentuh layar, akan terjadi perubahaan medan listrik pada layar sentuh tersebut dan kemudian di respon oleh processor untuk membaca pergerakan jari tangan tersebut. Jadi perlu diperhatikan bahwa sentuhan kita tidak akan di respon oleh layar sensor kapasitif ini apabila kita menggunakan bahan-bahan non-konduktif sebagai perantara jari tangan dan layar sentuh tersebut.
Sensor Resistif
Tidak seperti sensor sentuh kapasitif, sensor sentuh resistif ini tidak tergantung pada sifat listrik yang terjadi pada konduktivitas pelat logam. Sensor Resistif bekerja dengan mengukur tekanan yang diberikan pada permukaannya. Karena tidak perlu mengukur perbedaan kapasitansi, sensor sentuh resistif ini dapat beroperasi pada bahan non-konduktif seperti pena, stylus atau jari di dalam sarung tangan.
Sensor sentuh resistif terdiri dari dua lapisan konduktif yang dipisahkan oleh jarak atau celah yang sangat kecil. Dua lapisan konduktif (lapisan atas dan lapisan bawah) ini pada dasarnya terbuat dari sebuah film. Film-film umumnya dilapisi oleh Indium Tin Oxide yang merupakan konduktor listrik yang baik dan juga transparan (bening).
Cara kerjanya hampir sama dengan sebuah sakelar, pada saat film lapisan atas mendapatkan tekanan tertentu baik dengan jari maupun stylus, maka film lapisan atas akan bersentuhan dengan film lapisan bawah sehingga menimbulkan aliran listrik pada titik koordinat tertentu layar tersebut dan memberikan signal ke prosesor untuk melakukan proses selanjutnya.
c.
OPAMP
Operational Amplifier atau lebih dikenal dengan istilah Op-Amp adalah salah
satu dari bentuk IC Linear yang berfungsi sebagai penguat sinyal listrik.
Sebuah Op-Amp terdiri dari beberapa transistor, dioda, resistor dan kapasitor
yang terinterkoneksi dan terintegrasi sehingga memungkinkannya untuk
menghasilkan gain (penguatan) yang tinggi pada rentang frekuensi yang luas.
Dalam bahasa Indonesia, Op-Amp atau Operational Amplifier sering disebut juga
dengan penguat operasional.
Secara umum, Operational Amplifier (Op-Amp) yang ideal memiliki karakteristik sebagai berikut :
·
Penguatan
Tegangan Open-loop atau Av = ∞ (tak terhingga)
·
Tegangan
Offset Keluaran (Output Offset Voltage) atau Voo = 0 (nol)
·
Impedansi
Masukan (Input Impedance) atau Zin= ∞ (tak terhingga)
·
Impedansi
Output (Output Impedance ) atau Zout = 0 (nol)
·
Lebar
Pita (Bandwidth) atau BW = ∞ (tak terhingga)
·
Karakteristik
tidak berubah dengan suhu
Grafik input dan output OpAmp
d. Resistor
Resistor
adalah komponen elektronika pasif yang memiliki nilai resistansi atau hambatan
tertentu yang berfungsi untuk membatasi dan mengatur arus listrik dalam suatu
rangkaian elektronika. Satuan Resistor adalah Ohm
(simbol: Ω) yang merupakan satuan SI untuk resistansi
listrik. Resitor mempunyai nilai resistansi (tahanan) tertentu yang dapat
memproduksi tegangan listrik di antara kedua pin dimana nilai tegangan terhadap
resistansi tersebut berbanding lurus dengan arus yang mengalir, berdasarkan
persamaan hukum Ohm (V = I.R ).
Cara menghitung nilai resistor:
Tabel dibawah ini adalah warna-warna yang terdapat di tubuh resistor :
Perhitungan untuk resistor dengan 4 gelang warna :
·
Masukkan angka langsung dari kode warna gelang ke-1 (pertama)
·
Masukkan angka langsung dari kode warna gelang ke-2
·
Masukkan Jumlah nol dari kode warna gelang ke-3 atau pangkatkan angka tersebut
dengan 10 (10^n)
·
Gelang ke 4 merupakan toleransi dari nilai resistor tersebut
Perhitungan
untuk resistor dengan 5 gelang warna :
·
Masukkan angka langsung dari kode warna gelang ke-1 (pertama)
·
Masukkan angka langsung dari kode warna gelang ke-2
·
Masukkan angka langsung dari kode warna gelang ke-3
·
Masukkan Jumlah nol dari kode warna gelang ke-4 atau pangkatkan angka
tersebut dengan 10 (10^n)
· Gelang ke 5 merupakan toleransi dari nilai resistor tersebut.
e.
Relay
Relay
merupakan komponen elektronika berupa saklar atau swirch elektrik yang
dioperasikan secara listrik dan terdiri dari 2 bagian utama yaitu Elektromagnet
(coil) dan mekanikal (seperangkat kontak Saklar/Switch). Komponen
elektronika ini menggunakan prinsip elektromagnetik untuk menggerakan
saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat
menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi. Berikut adalah simbol
dari komponen relay.
Pada dasarnya, Relay terdiri dari 4 komponen dasar yaitu :
1.
Electromagnet
(Coil)
2.
Armature
3.
Switch
Contact Point (Saklar)
4.
Spring
Berikut ini merupakan gambar dari bagian-bagian relay :
Kontak Poin (Contact Point) Relay terdiri dari 2 jenis
yaitu :
·
Normally
Close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi
CLOSE (tertutup)
·
Normally
Open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi
OPEN (terbuka)
Baterai adalah perangkat yang terdiri dari satu atau
lebih sel elektrokimia dengan koneksi eksternal yang disediakan untuk
memberi daya pada perangkat listrik seperti senter, ponsel,
dan mobil listrik. Ketika baterai memasok daya listrik, terminal
positifnya adalah katode dan terminal negatifnya
adalah anoda. Terminal bertanda negatif adalah sumber elektron yang
akan mengalir melalui rangkaian listrik eksternal ke terminal positif. Ketika
baterai dihubungkan ke beban listrik eksternal, reaksi redoks mengubah
reaktan berenergi tinggi ke produk berenergi lebih rendah, dan
perbedaan energi-bebas dikirim ke sirkuit eksternal sebagai energi
listrik. Secara historis istilah "baterai" secara khusus mengacu
pada perangkat yang terdiri dari beberapa sel, namun penggunaannya telah
berkembang untuk memasukkan perangkat yang terdiri dari satu sel.
Prinsip operasi
Baterai mengubah energi kimia langsung menjadi energi listrik. Baterai terdiri dari sejumlah sel volta. Tiap sel terdiri dari 2 sel setengah yang terhubung seri melalui elektrolit konduktif yang berisi anion dan kation. Satu sel setengah termasuk elektrolit dan elektrode negatif, elektrode yang di mana anion berpindah; sel-setengah lainnya termasuk elektrolit dan elektrode positif di mana kation berpindah. Reaksi redoks akan mengisi ulang baterai. Kation akan tereduksi (elektron akan bertambah) di katode ketika pengisian, sedangkan anion akan teroksidasi (elektron hilang) di anode ketika pengisian. Ketika digunakan, proses ini dibalik. Elektrodanya tidak bersentuhan satu sama lain, tetapi terhubung via elektrolit. Beberapa sel menggunakan elektrolit yang berbeda untuk tiap sel setengah. Sebuah separator dapat membuat ion mengalir di antara sel-setengah dan bisa menghindari pencampuran elektrolit.
g. Transistor NPN
Transistor merupakan alat semikonduktor yang dapat digunakan sebagai
penguat sinyal, pemutus atau penyambung sinyal, stabilisasi tegangan, dan
fungsi lainnya. Transistor memiliki 3 kaki elektroda, yaitu basis, kolektor,
dan emitor. Pada rangkaian kali ini digunakan transistor 2SC1162 bertipe
NPN. Transistor ini diperumpamakan sebagai saklar, yaitu ketika kaki basis
diberi arus, maka arus pada kolektor akan mengalir ke emiter yang disebut dengan
kondisi ON. Sedangkan ketika kaki basis tidak diberi arus, maka tidak ada
arus mengalir dari kolektor ke emitor yang disebut dengan kondisi OFF. Namun, jika arus yang diberikan pada
kaki basis melebihi arus pada
kaki kolektor atau arus pada kaki kolektor adalah nol (karena tegangan
kaki kolektor sekitar 0,2 - 0,3 V), maka transistor akan mengalami cutoff (saklar tertutup).
Transistor adalah sebuah komponen di dalam elektronika yang diciptakan
dari bahan-bahan semikonduktor dan memiliki tiga buah kaki. Masing-masing
kaki disebut sebagai basis, kolektor, dan emitor.
·
Emitor
(E) memiliki fungsi untuk menghasilkan elektron atau muatan negatif.
·
Kolektor
(C) berperan sebagai saluran bagi muatan negatif untuk keluar dari dalam
transistor.
· Basis (B) berguna untuk mengatur arah gerak muatan negatif yang keluar dari transistor melalui kolektor.
Jenis Transistor:
1. Bipolar Junction Transistor (BJT)
Bi artinya dua dan Polar asal kata dari polarity yang artinya polaritas, dengan kata lain bipolar junction transistor (BJT) adalah jenis Transistor yang memiliki dua polaritas yaitu hole (lubang) atau elektron sebagai carier (pembawa) untuk menghantarkan arus listrik. Prinsip dasar konstruksinya disusun seperti dari dua buah dioda yang disambungkan pada kutub yang sama yaitu Anoda dengan anoda sehingga menghasilkan transistor jenis NPN atau Katoda dengan katoda yang menjadi transistor jenis PNP.
2. Unipolar Junction Transistor (UJT
Pada transistor UJT hanya satu polaritas saja yang dijadikan carier/pembawa muatan arus listrik, yaitu elektron saja atau hole/lubangnya saja, tergantung dari jenis transistor UJT tersebut. Karena prinsip kerjanya transistor ini berdasarkan dari efek medan listrik, maka transistor UJT lebih dikenal dengan nama FET (Field Efect Transistor) atau Transistor Efek Medan.
Rumus:
h.
Ground
Ground adalah titik yang dianggap
sebagai titik kembalinya arus listrik arus searah atau titik kembalinya sinyal
bolak balik atau titik patokan (referensi) dari berbagai titik tegangan dan
sinyal listrik di dalam rangkaian elektronika.
Kegunaan Ground
1.
Titik
kembali nya arus atau sinyal listrik
2.
Pelindung
terhadap gelombang elektromagnetik dari udara sekitar
3.
Pengaman
setrum jika ada kerusakan (ground sesungguhnya)
4.
Titik
patokan (referensi) tegangan atau sinyal dari berbagai titik di rangkaian.
5.
Menghilangkan
dengung (hum) pada penguat audio (amplifier)
6.
Mengurangi
Noise pada penguat audio (amplifier)
7.
Pada
kendaraan (mobil atau motor) mengurangi kebutuhan kabel listrik, karena
menjadikan body motor atau mobil sebagai pengganti kabel negatif.
8.
dll.
i. LED
LED merupakan sebuah komponen yang menghasilkan cahaya monokromatik ketika diberi tegangan. LED terbuat dari semikonduktor dan perbedaan warna yang dihasilkan disebabkan perbedaan bahan semikonduktor yang digunakan.
LED merupakan keluarga dari Dioda yang terbuat dari Semikonduktor. Cara kerjanya pun hampir sama dengan Dioda yang memiliki dua kutub yaitu kutub Positif (P) dan Kutub Negatif (N). LED hanya akan memancarkan cahaya apabila dialiri tegangan maju (bias forward) dari Anoda menuju ke Katoda.
LED
terdiri dari sebuah chip semikonduktor yang di doping sehingga menciptakan
junction P dan N. Yang dimaksud dengan proses doping dalam semikonduktor adalah
proses untuk menambahkan ketidakmurnian (impurity) pada semikonduktor yang
murni sehingga menghasilkan karakteristik kelistrikan yang diinginkan. Ketika
LED dialiri tegangan maju atau bias forward yaitu dari Anoda (P) menuju ke
Katoda (K), Kelebihan Elektron pada N-Type material akan berpindah ke wilayah
yang kelebihan Hole (lubang) yaitu wilayah yang bermuatan positif (P-Type
material). Saat Elektron berjumpa dengan Hole akan melepaskan photon dan
memancarkan cahaya monokromatik (satu warna).
j.
Buzzer
Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah getaran listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hampir sama dengan loud speaker, jadi buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik ke dalam atau keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas magnetnya, karena kumparan dipasang pada diafragma maka setiap gerakan kumparan akan menggerakkan diafragma secara bolak-balik sehingga membuat udara bergetar yang akan menghasilkan suara.
k. Lampu
Lampu Listrik adalah suatu perangkat yang dapat menghasilkan cahaya saat dialiri arus listrik. Arus listrik yang dimaksud ini dapat berasal tenaga listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik terpusat (Centrally Generated Electric Power) seperti PLN dan Genset ataupun tenaga listrik yang dihasilkan oleh Baterai dan Aki.
Jenis Jenis Lampu Listrik
Seiring dengan perkembangan Teknologi, Lampu Listrik juga telah mengalami berbagai perbaikan dan kemajuan. Teknologi Lampu Listrik bukan saja Lampu Pijar yang ditemukan oleh Thomas Alva Edison saja namun sudah terdiri dari berbagai jenis dan Teknologi. Pada dasarnya, Lampu Listrik dapat dikategorikan dalam Tiga jenis yaitu Incandescent Lamp (Lampu Pijar), Gas-discharge Lamp (Lampu Lucutan Gas) dan Light Emitting Diode (Lampu LED).
Lampu Pijar (Incandescent Lamp)
Lampu Pijar atau disebut juga Incandescent Lamp adalah jenis lampu listrik yang menghasilkan cahaya dengan cara memanaskan Kawat Filamen di dalam bola kaca yang diisi dengan gas tertentu seperti nitrogen, argon, kripton atau hidrogen. Kita dapat menemukan Lampu Pijar dalam berbagai pilihan Tegangan listrik yaitu Tegangan listrik yang berkisar dari 1,5V hingga 300V.
Lampu Pijar yang dapat bekerja pada Arus DC maupun Arus AC ini banyak digunakan di Lampu Penerang Jalan, Lampu Rumah dan Kantor, Lampu Mobil, Lampu Flash dan juga Lampu Dekorasi. Pada umumnya Lampu Pijar hanya dapat bertahan sekitar 1000 jam dan memerlukan Energi listrik yang lebih banyak dibandingkan dengan jenis-jenis lampu lainnya.
Lampu Lucutan Gas (Gas discharge Lamp)
Lampu lucutan gas menghasilkan cahaya dengan mengirimkan lucutan elektris melalui gas yang terionisasi, misalnya pada plasma. Sifat lucutan gas sangat tergantung pada frekuensi atau modulasi arus listriknya. Biasanya, lampu lampu ini menggunakan gas mulia (argon, neon, kripton, dan xenon) atau campuran dari gas-gas tersebut. Sebagian besar lampu-lampu ini juga mengandung bahan-bahan tambahan, seperti merkuri, natrium, dan/atau halida logam.
Lampu LED (Light Emitting Diode)
Lampu LED adalah komponen elektronika yang dapat memancarkan cahaya monokromatik ketika diberikan tegangan maju. LED merupakan keluarga Dioda yang terbuat dari bahan semikonduktor. Warna warna Cahaya yang dipancarkan oleh LED tergantung pada jenis bahan semikonduktor yang dipergunakannya. LED juga dapat memancarkan sinar inframerah yang tidak tampak oleh mata seperti yang sering kita jumpai pada Remote Control TV ataupun Remote Control perangkat elektronik lainnya.
4. Prosedur Percobaan [Kembali]
1. Buka
aplikasi proteus
2. Siapkan alat dan
bahan pada library proteus, pada rangkaian ini yaitu berupa magnetic reed
switch sensor, touch sensor, OPAMP, resistor, LED, motor, buzzer, relay,
transistor NPN 2N2369, baterai.
3. Rangkai
setiap komponen
4. Ubah
spesifikasi komponen sesuai kebutuhan
5. Jalankan
simulasi rangkaian
5. Rangkaian Simulasi [Kembali]
Ketika kedua sensor berlogika 0
Prinsip Kerja:
Pada rangkaian ini sensor magnet akan berlogika 0 ketika brankas tertutup (terdeteksi medan magnet) dan ketika brankas dibuka maka
sensor magnet akan berjarak, tidak terdeteksi lagi medan magnet, maka sensor
berlogika 1, dimana arus akan keluar dari DO. Arus akan mengalir dari output OpAmp ke basis transistor Q2 dan ke R3. Dari R3 ke R4 lalu ke ground. Dari basis transistor Q2, lalu ke
emitter Q2, berakhir di ground. Kemudian arus dari baterai akan diteruskan ke resistor dan menghidupkan LED-GREEN1, kemudian arus melalui relay1 diteruskan
ke kolektor Q2 lalu ke emitter Q2 berakhir di ground.
Ketika sensor sentuh tidak mendeteksi adanya sentuhan, yaitu berlogika 0, tidak ada arus yang mengalir. Ketika terdeteksi adanya sentuhan yaitu sensor berlogika 1 (ada objek yang
menyentuh brankas), arus akan mengalir melalui OpAmp ke R2 dan basis transistor Q1. Dari R2 ke R1 lalu ke ground. lalu dari basis Q1
diteruskan ke emitter Q1 dan berakhir di ground. Kemudian arus akan mengalir dari baterai ke relay2 lalu ke kolektor dan emitter Q1, berakhir di ground. Relay2 berpindah, sehingga arus
mengalir dan LED-GREEN2 menyala, dan buzzer berbunyi.
Library Sensor Magnetic Reed Switch
Datasheet Magnetic Reed Switch
Tidak ada komentar:
Posting Komentar